Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2012

Core Layer, Aggregation Layer (Distribution), dan Acces Layer

T opologi merupakan suatu gambaran struktur dari suatu jaringan atau bagaimana sebuah jaringan itu didesain. Dalam definisi, topologi terbagi menjadi dua, yaitu topologi fisik (physical topology) yang menunjukan posisi pemasangan kabel secara fisik dan topologi logik (logical topology) yang menunjukan bagaimana suatu media diakses oleh host. Sedangkan dari jenis-jenis topologi, topologi itu sendiri terbagi menjadi 5 bagian yaitu : Topologi Bus, Topologi Ring, Topologi Star, Topologi Hirarki, dan Topologi Mesh. Di setiap jenisnya, topologi mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dan jika kita ingin membuat sebuah jaringan tentunya kita harus mengenali terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis topologi agar penerapannya nanti sesuai dengan harapan. Nah, di dalam setiap jenis topologi terdapat 3 jenis layer (lapisan) yang berbeda, yaitu Core Layer, Distribution Layer, dan Acces Layer. Setiap layer mempunyai peranan dan fungsi-fungsi ter

Variable Length Subnetting Mask (VLSM)

Metode   VLSM adalah metode yang memberikan suatu   Network   Address   lebih dari satu subnet mask. Perhitungan IP   Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu   Network   Address   lebih dari satu   subnet   mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu   Network   ID hanya memiliki satu   subnet    mask   saja,   perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik   Network   Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address   local dan IP   Address ini   tidak   dikenal dalam jaringan   Internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam   jaringan   Internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan   Internet hanya mengenal IP Address   berkelas. Dalam penerapan IP   Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat   berkomuni kasi kedalam jaringan   Internet   sebaiknya pengelolaan   ne

CIDR (Classless Inter-Domain Routing)

Ini saatnya kita mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah:  Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast . Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan